Pada suatu hari Peter dan Tina sedang duduk bersama di
taman kampus tanpa melakukan apapun, hanya memandang langit sementara
sahabat-sahabat mereka sedang asyik bercanda ria dengan kekasih mereka
masing-masing.
Tina : ‘Duh bosen
banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi waktu denganku.’
Peter :
‘kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua saja yang
tidak punya pasangan sekarang.’ (keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)
Tina : ‘Kayaknya
aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?’
Peter :
‘Eh? permainan apaan?’
Tina : ‘Eng…
gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi pacarmu tapi hanya
untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?’
Peter :
‘baiklah… lagian aku juga gak ada rencana apa-apa untuk beberapa bulan ke
depan.’
Tina : ‘Kok
kayaknya kamu gak terlalu niat ya… semangat dong! hari ini akan jadi hari
pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?’
Peter :
‘Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen deh.
katanya film itu bagus’
Tina : ‘OK dech….
Yuk kita pergi sekarang…. ntar pulang nonton kita ke karaoke ya… ajak aja adik
kamu sama pacarnya biar seru.’
Peter
: ‘Boleh juga…’
(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter
mengantarkan Tina pulang malam harinya)
Hari ke 2:
Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan
bercanda di kafe, suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu
membawa hati mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli
sebuah kalung perak berliontin bintang untuk Tina.
Hari ke 3:
Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado
untuk seorang sahabat Peter. Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan,
mereka memutuskan membeli sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka
beristirahat duduk di foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua
dan mulai berpegangan tangan untuk pertama kalinya.
Hari ke 7:
Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina
terasa sakit karena tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter
memijit-mijit tangan Tina dengan lembut.
Hari ke 25:
Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah
menampakkan diri, langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam
pelukannya. Mereka duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin
berpadu dengan suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang
langit, dan melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam
hatinya.
Hari ke 41:
Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun
untuk Peter. Bukan kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai
timbul dalam hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter
terharu menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin
ulang tahunnya.
Hari ke 67:
Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es
krim bersama, dan mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah
boneka teddy bear untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.
Hari ke 72:
Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari
negeri China. Tina penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal
hanya mengatakan ‘Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang’. Kemudian peramal
itu meneteskan air mata.
Hari ke 84:
Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai.
Pantai Anyer sangat sepi karena bukan waktunya liburan bagi orang lain.
Mereka melepaskan sandal dan berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan
tangan,merasakan lembutnya pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka.
Matahari terbenam, dan mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.
Hari ke 99:
Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan
santai dan sederhana.
Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah
taman kota.
15:20 pm
Tina : ‘Aku haus.
Istirahat dulu yuk sebentar. ‘
Peter : ‘Tunggu
disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu mau minum apa?’
Tina : ‘Aku saja
yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari ini. Sebentar ya’
(Peter
mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta selalu
macet.)
15:30 pm
Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum
kembali juga.
Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari
menghampirinya dengan wajah panik.
Peter :
‘Ada apa pak?’
Orang asing : ‘Ada
seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu adalah temanmu’
Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu.
Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang, tergeletak
tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya. Peter segera
melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat. Peter duduk diluar
ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit. Seorang dokter keluar dengan wajah
penuh penyesalan.
23:53 pm
Dokter :
‘Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih bernafas
sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan surat ini dalam
kantung bajunya.’
Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah
kepada Peter dan dia segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina.
Wajahnya pucat tetapi terlihat damai. Peter duduk disamping pembaringan tina
dan menggenggam tangan Tina dengan erat. Untuk pertama kali dalam hidupnya
Peter merasakan torehan luka yang sangat dalam di hatinya. Butiran air mata
mengalir dari kedua belah matanya. Kemudian dia mulai membaca surat yang telah
ditulis Tina untuknya.
Surat Untuk
Peter
Dear Peter…
ke 100 hari kita sudah hampir berakhir. Aku
menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu. Walaupun kadang-kadang kamu jutek
dan tidak bisa ditebak, tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.
Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku. Aku
menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi sebelumnya.
Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang
hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh
malam itu di pantai, Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku
ingin menjadi kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku
seumur hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.
23:58
Peter :
‘Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat meniup lilin
ulang tahunku? Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama
selamanya. Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! Jari yang kita lalui baru
berjumlah 99 hari! Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari
bersama-sama! Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan
biarkan aku kesepian! Tina, Aku sayang kamu…!’
--end--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar